Peran Orangtua dalam Membangun Karakter Anak di Usia Pubertas

Yogyakarta_ Memiliki anak yang mulai masuk masa pubertas merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua. Pubertas merupakan masa dimana anak-anak mengalami peralihan menuju dewasa. Biasanya pada masa pubertas ini anak-anak lebih sering disebut sebagai remaja.

Masa pubertas tidak hanya menyebabkan perubahan fisik, akan tetapi juga perubahan hormon yang juga menyebabkan anak-anak akan mengalami perubahan sikap seperti cara bicara, cara berpakaian, hingga cara bergaul dengan lawan jenis. Sehingga peran orang tua dalam menyikapi pubertas ini sangat diperlukan untuk membantu anak-anak mencari jati diri agar tidak kehilangan arah.

Untuk itu kehadiran orangtua tidak hanya sebatas kehadiran fisik namun bisa menjadi sosok di depan anak-anak. Hal ini disampaikan oleh psikolog Shinta Msi MA saat menjadi narasumber pada acara parenting kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan tema ‘Peran Orangtua dalam Membangun Karakter Anak di Usia Pubertas’ yang diadakan di aula sekolah, Rabu (09/11/2022).

Di hadapan ratusan orangtua dan wali siswa, psikolog yang akrab disapa Bunda Cinta ini juga menenkankan peran orang tua pada masa pubertas tidak bisa dilepaskan. Anak-anak sangat membutuhkan bimbingan dan arahan dari orangtua.

“Anak-anak pada masa pubertas memiliki rasa keingintahuan yang besar. Untuk itu orangtua harus memiliki kewajiban untuk menjadi sumber informasi bagi semua rasa ingin tahu anak,” kata Bunda Cinta.

Ia juga mengatakan,orangtua hendaknya memiliki waktu untuk banyak untuk mendengar segala hal yang disampaikan anak. Karena pada dasarnya pada masa ini anak-anak sedang ingin didengar. Setelah mendengan perasaan anak, orangtua bisa menjadi teman untuk memberikan penjelasan yang detail apabila anak terlihat mulai penasaran akan sesuatu hal.

“Allah mencipatakan kita dua telingan dan satu mulut agar kita lebih banyak mendengar dari pada bicara. Selama ini kan kebanyakan kita banyak bicara ke anak dan cenderung pilihan katanya malah tidak baik. Pada usia ini anak-anak itu inginnya didengar, orangtua harus mampu menjadi teman mendengar curhat mereka. Berikan rasa nyaman,” ungkapnya. (Red. Ahmad Fahrizal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *