Yogyakarta, 11/11/21 _ SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan Asesmen Diagnostik dengan sasaran seluruh peserta didik kelas VII. Agenda ini berlangsung dalam 2 hari, yakni pada Rabu dan Kamis 10-11 November 2021. Seperti yang dilansir website resmi Direktorat Jendral PAUD Dikdas dan Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, bahwa Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.
Muhijunior, yang berada di bawah Disdikpora Kota Yogyakarta bersama sekolah-sekolah lain setingkat melakukan Asesmen Diagnostik untuk memetakan peserta didik dalam berbagai kompetensi mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris), gaya belajar para peserta didik, dan potensi mereka secara psikologis.
Menggandeng Eduprime sebagai pihak penyelenggara kegiatan ini, pihak Disdikpora yang diwakili oleh Hasyim, S.I.P., M.Acc., menyampaikan bahwa “AGCU (Academic General Check Up) atau Asesmen Diagnostik ini adalah merupakan salah satu rangkaian dalam proses belajar mengajar, yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi guru saat hendak menentukan bagaimana proses pembelajaran akan berlangsung. Dengan pemetaan seperti ini, maka akan terlihat bagaimana kompetensi peserta didik dan juga apa saja kelemahannya, hingga nanti guru mendapatkan gambaran dan bisa menentukan solusi terbaik agar pembelajaran bisa semakin optimal.”
Pada hari pertama, peserta didik diminta mengisi survei mengenai potensi psikologi, gaya belajar, dan mengerjakan kompetensi Bahasa Indonesia. Pada hari selanjutnya, mereka mengerjakan kompetensi yang tersisa, yaitu Matematika, IPA, dan juga Bahasa Inggris. Kegiatan ini melibatkan sebanyak 180 siswa kelas VII Muhijunior. Semua peserta didik diminta hadir ke sekolah agar para proktor dan pengawas ruang dapat membantu jika mereka mendapatkan kesulitan ketika proses pengisian survei dan pengerjaan 4 kompetensi. Hal ini dikarenakan para proktor dan pengawas ruang sudah terlebih dahulu mendapatkan pembekalan dan gambaran bagaimana nantinya proses asesmen berjalan.
Tentunya, kehadiran mereka di sekolah tidak terlepas dari ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah. Susamta, S.Pd., M.Pd., kepala SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, mengatakan, “Dengan adanya Asesmen Diagnostik ini, diharapkan para guru bisa lebih mengenal para siswa terutama tentang gaya belajar mereka, apakah termasuk auditori, visual, ataupun kinestetik. Terlebih sejak masa pandemi, guru hanya bisa meraba dan melakukan PJJ yang ditakutkan belum maksimal. Proses ini tentu akan sangat membantu guru untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan tepat sasaran, sehingga nantinya Muhijunior dapat selalu menjadi yang terdepan dalam memberikan pelayanan.”tandasnya. (Red. MZF)