Oleh Miftahul Cahyaningsih, M.Pd.
Matematika sering kali di anggap momok bagi siswa hal ini karena sering kali merasakan kesulitan dalam mempelajari, memahami, mendeskripsikan, serta keadaan pandemic covid-19 yang membuat pembelajaran banyak perubahan. Bagi sebagian siswa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang asyik dan menyenangkan karena anak paham bahwa matematika bisa membantu menyelesaikan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting, karena berbagai macam profesi dan pekerjaan menggunakan ilmu ini. Inilah alasan mengapa kita perlu belajar berbagai materi, seperti berbagai rumus trigonometri, limit, integral, turunan, atau materi-materi lain yang tidak bersinggungan secara langsung dengan kehidupan nyata. Meskipun hal tersebut tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan secara langsung, pelajaran Matematika mampu membentuk pola pikir manusia.
Matematika juga bisa membantu dalam membentuk pola pikir yang sistematis. Dalam pelajaran Matematika, kita dituntut untuk mencari melalui tahap-tahap hingga memperoleh hasil akhir. Dengan cara pembelajaran Matematika yang seperti ini, pola berpikir secara sistematis akan terbentuk. Siswa akan menyelesaikan berbagai masalah secara umum lalu mengerucut sehingga memperoleh hasil yang sesuai.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Maswar, 2019) menunjukkan bahwa untuk memotivasi siswa agar menyukai pelajaran matematika, pengajar dapat menerapkan strategi pembelajaran matematika menyenangkan siswa (MMS) berbasis metode permainan mathemagic, teka-teki matematis, dan cerita-cerita matematika yang menarik, menantang dan menghibur. Dengan demikian, pembelajaran di kelas matematika menjadi nyaman, dan menyenangkan. Selain itu, melalui metode-metode tersebut dapat memacu para siswa supaya tertarik belajar matematika dan merangsang otak mereka untuk berpikir kreatif. Kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan, dan persepsi siswa terhadap matematika yang selama ini negatif karena dipandang rumit dan membosankan menjadi persepsi positif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Abidin & Tohir, 2019) menunjukkan bahwa pemilihan strategi yang sesuai dalam konstruksi rumus, penjelasan uraian masalah, informasi penting termasuk penyelesaian kendala yang ditemukan.
Adapun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mohammad Tohir, 2016a) menunjukkan bahwa untuk menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus menerapkan sembilan hal yang dapat diterapkan pada kegiatan bertanya, yaitu (1) Mengenalkan suatu fenomena menarik yang belum pernah dikenali oleh siswa sebelumnya, (2) Words in a question, (3) Guru memberikan contoh pertanyaan pancingan, (4) Guru membentuk kelompok belajar dalam kegiatan pengamatan dan bertanya, (5) Guru dapat juga meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok untuk membuat beberapa pertanyaan, (6) Guru mendampingi masing-masing siswa untuk membuat pertanyaan, (7) Completing What I for What if not questions, (8) Questioning Breakfast, dan (9) Questioning Appraisal (Mohammad Tohir, 2016b).